Wednesday, January 11, 2017

Program P2KKP menjadi KOTAKU

Program P2KKP menjadi KOTAKU

PENANGANAN permukiman kumuh sendiri merupakan suatu tantangan bagi pemerintah kabupaten/kota. Karena selain menjadi permasalahan utama, ini juga sekaligus pilar penyangga perekonomian kabupaten/kota, dasar dari cita-cita bangsa. Dengan memerhatikan berbagai tantangan yang ada, pemerintah menetapkan penanganan perumahan dan permukiman kumuh sebagai target Nasional, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

Guna mendukung pemenuhan target RPJMN 2015-2019 itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membidik permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 Hektare (Ha). Ini merupakan tantangan besar. Pasalnya, berdasarkan data BAPPENAS 2015, luas kawasan permukiman kumuh di Indonesia mencapai 38.431 Ha.


Tak heran jika Ditjen Cipta Karya memusatkan fokus pada permukiman yang layak huni zero kumuh, tanpa menggusur. Itulah dasar diluncurkannya program pembangunan berplatform kolaborasi, melalui Program Kota Tanpa Kumuh, atau KOTAKU. Jadi sempurnalah rangkaian perubahan nama program ini, sejak Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), transformasi menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, menjadi Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP), lalu direformasi menjadi Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan (P2KKP), hingga akhirnya sekarang, Program KOTAKU.

Perubahan nama program memang hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat yang didampingi, khususnya Badan Kesawdayaan Masyarakat (BKM). Karena, BKM adalah salah satu bagian terpenting dalam program ini. BKM telah mengikuti sejumlah tahapan kegiatan di masyarakat seiring perubahan nama program ini. Sebut saja, baseline survey, yang menjadi pondasi perencanaan. Hasilnya kelak menjadi produk masyarakat, berupa profil kumuh.

Masyarakat, melalui BKM yang dimotori oleh Tim Perencanaan Partisipatif (PP), telah merampungkan profil kumuh, mulai dari tingkat kelurahan hingga tingkat kabupaten/kota. Ada yang finalisasi, terjilid, bahkan sudah dilirik dan dijadikan bagian dari perencanaan Pemda yang tertuang di RPJMD. Ini membuktikan masyarakat siap berperan aktif dalam Program KOTAKU.

Program ini memiliki beberapa tujuan. Selain zero slum (nol persen kumuh) dan meningkatkan akses infrastruktur serta pelayanan dasar di kawasan kumuh, tujuannya adalah terbentuknya Kelompok Kerja (Pokja) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) di tingkat kabupaten/kota dalam penanganan kumuh. Pokja ini diharapkan akan berfungsi dengan baik. Kemudian, tersusun rencana penanganan kumuh tingkat kabupaten/kota dan tingkat masyarakat yang terlembagakan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Program KOTAKU juga berupaya memfasilitasi meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat guna mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh. Dan, terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat, sekaligus mencegah kumuh terjadi kembali.

Untuk itu, diharapkan profil kumuh yang dirancang masyarakat masuk menjadi bagian dari perencanaan di tingkat kabupaten/kota melalui RPJMD kabupaten/kota. Sementara di tingkat masyarakat sendiri upaya untuk mewujudkan tujuan adalah memfasilitasi bareng Aturan Bersama dalam mengurangi dan menekan kekumuhan di tingkat basis berjalan, dengan tetap mengacu kepada hasil profil kumuh yang telah dibuat.

Diperlukan juga sosialisasi, edukasi, pelatihan terkait pemberlakuan Aturan Bersama atau aturan lainnya untuk pencegahan kumuh dan rencana pemeliharaan. Aturan Bersama di tingkat masyarakat yang dibuat sangat diharapkan dimulai dari basis terkecil, agar masyarakat bersepakat menjaga lingkungan yang sehat dan bersih, sehingga mampu menekan laju kekumuhan.
Mamaku akan menuju Kotaku dengan semangat keberagaman dalam kebersamaan, serta semangat memiliki dalam pemeliharaan, dengan selalu mendorong kolaborasi dan partisipasi semua pihak.

Penulis: BKM Amanah Bareng-Bareng
Editor: Nina Razad
http://www.bkmabb.or.id/program-p2kkp-menjadi-kotaku.html

No comments: